™ Warga Berjatuhan dengan Mulut Berbusa Kala Gas Serang Suriah,

Jannet 04.18
Kala Gas Serang Suriah, Warga Berjatuhan dengan Mulut Berbusa

Dia tidak akan melupakan siapa pun," katanya. Tuhan tidak tidur. "Kami hanya dapat bersandar kepada Tuhan.

Ia hanya dapat berharap pelaku serangan itu mendapat balasan yang setimpal. Abdulhamid sendiri tak peduli pihak mana yang melakukan serangan tersebut.

pasukan pemerintah Suriah menghantam satu gudang pemberontak yang ternyata menyimpang senjata kimia. Rusia sebagai sekutu Assad mengatakan bahwa saat itu, Namun,

Sebagian besar pihak menuding pemerintah Bashar al-Assad merupakan dalang di balik serangan di daerah kekuasaan pemberontak tersebut.

termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Serangan ini pun mendapat kecaman luas dari komunitas internasional,

seperti sarin. Gejala itu diduga kuat merupakan akibat racun saraf, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan bahwa gejala pada setiap korban sama.

Orang-orang yang menolong kemudian juga menunjukkan gejala serupa." jatuh ke tanah dan mulutnya berbusa. "Saya juga melihat orang kejang-kejang, seorang kerabatnya kemudian berkata, Membantu Abdulhamid bercerita,

Abdulhamid hanya dapat terperangah karena mendapat kabar bahwa istri dan kedua anaknya tewas. Ketika tersadar, Abdulhamid sendiri sudah tak sadarkan diri ketika ambulans berdatangan.

"Seseorang akan datang membantu kami membawa korban terluka dan mereka sendiri tiba-tiba jatuh hingga akhirnya gas itu menguasai semua orang," katanya.

Kala Gas Serang Suriah, Warga Berjatuhan dengan Mulut Berbusa
Kala Gas Serang Suriah, Warga Berjatuhan dengan Mulut Berbusa

ia menyaksikan pemandangan mengerikan yang tak akan terlupakan. Saat itu, Abdulhamid tetap berusaha menolong orang di sekitarnya. Di tengah pemandangan mengerikan itu,

Sembilan belas anggota keluarga saya tewas," ujar Abdulhamid yang terkulai lemas dengan infus di tangannya. Orang-orang mulai berjatuhan ke tanah. tapi tak berpengaruh apa-apa. (Reuters/Ammar Abdullah) "Kami mengenakan masker, lebih dari 160 orang mengalami hal serupa ketika serangan itu terjadi. Dokter yang merawat Mohammad mengatakan,

salah satunya adalah Abdulhamid. lebih dari 160 orang mengalami hal serupa ketika serangan itu terjadi, Dokter yang merawat Mohammad mengatakan,

Kami hanya berpikir untuk menyelamatkan orang lain dan membawa mereka," kata Mohammad. tapi tak terpikir untuk lari. "Kami merasa ada kimia di sana,

Hanya adik Mohammad yang berhasil selamat. Tubuh mereka kejang-kejang dan akhirnya tewas di tempat. Busa putih keluar dari mulut mereka.

kemudian adik saya," ucap Mohammad. kemudian anak saya, dan tiba-tiba dia juga jatuh, berdiri di sana, "Ibu saya berteriak,

Mohammad bersama adik dan putranya yang baru berusia empat tahun lantas keluar rumah untuk membantu ayahnya.

Lihat ayahmu!'" tutur Mohammad lirih. 'Kemari! lalu ibu saya berteriak, Ia pingsan dan mulai kejang-kejang, jadi ayah saya keluar dan melihat seseorang tergeletak di jalan. "Kami mendengar kebisingan di luar,

tapi ia hampir tak dapat membuka matanya ketika menuturkan kembali kisah mengerikan itu kepada AFP, sehari setelah serangan di daerah kekuasaan pemberontak tersebut.
Saat itu Mohammad terbelalak,

Sejenak Mohammad tertegun dan tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi saksi sejarah dugaan penggunaan senjata kimia dalam serangan yang menewaskan 72 orang di kotanya tersebut pada Selasa (4/4).

Suriah. kemudian kejang-kejang di depan rumahnya di Kota Khan Sheikhun, dan keponakannya tiba-tiba terjatuh ke tanah, ayah, Mata Mohammad terbelalak ketika melihat ibu,


Source: CNN Indonesia

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.