Mbah Satinem memasang tarif Rp 150 ribu. Sedangkan untuk paket komplet berisi enam jenis jajan pasar dan biasa digunakan untuk acara syukuran, Mbah Satinem biasa menjualnya seharga Rp 5 ribu perporsinya. tiwul dan cenil, gatot, Untuk harga lopis, Harga jajan pasar yang dijajakan terhitung tak mahal.
Kalau hari biasa setiap hotel mesannya 20 bungkus jajan pasar," pungkas Mbah Satinem. Kalau pas libur panjang atau hari Minggu mesannya lebih banyak dari hari biasanya. Mesannya tiap hari. biasanya buat menu pas sarapan. "Kalau katanya yang mesan,
Sejumlah hotel berbintang rutin memesan jajan pasar kepada Mbah Satinem. Mbah Satinem pun kerap melayani pesanan dari hotel-hotel di Yogyakarta. Selain menjajakan dagangannya di pinggir jalan,
Gatot sama tiwul bikinan saya dipesan untuk oleh-oleh para tamu yang datang," cerita Mbah Satinem. Pertama kali mesan ke saya saat Pak Harto pulang naik haji. Yang datang mesan biasanya ajudannya. Biasanya mesan tiwul sama gatot. "Dulu Pak Harto sering mesan jajan pasar bikinan saya.
Salah satu pelanggan jajan pasar racikan Mbah Satinem adalah Presiden kedua Indonesia Soeharto. membuat jajan pasar bikinan Mbah Satinem menjadi langganan banyak orang. Berjualan sudah sejak puluhan tahun lalu,
Dan pas Lebaran juga masih bisa nyanggoni (memberi uang) cucu," tutur Mbah Satinem. Jadi pas puasa gak buka saya masih punya uang. Biasanya saya menyisihkan uang saat jualan. Itu sudah rutin. Konsentrasi untuk ibadah. "Saya kalau puasa libur penuh.
Selama sebulan penuh Mbah Satinem tak berjualan. Mbah Satinem meliburkan diri. namun khusus selama Bulan Ramadan, Meskipun setiap hari buka,
Kebanyakan pembeli itu suka lopis," kata Mbah Satinem. Kalau hari Minggu lebih ramai karena banyak pembeli luar kota yang sengaja datang buat beli. bisa nambah kalau ada pesanan. kalau hari Minggu sekitar 10 kilo, "Hari biasa itu masak sekitar 8 kilo,
Kemudian Mbah Satinem pun mulai berangkat ke tempatnya berjualan jam 05.00 WIB dari rumahnya. proses pembuatan jajan pasar usai sekitar pukul 04.00 WIB. Biasanya,
Bahan-bahan yang digunakan pun tak ada yang menggunakan bahan pengawet makanan. Semua bahan dimasaknya menggunakan kompor kayu. Mbah Satinem membuat jajan pasar dengan cara tradisional. Dibantu oleh anaknya, Mbah Satinem biasanya memulai proses pembuatannya pada pukul 00.00 WIB. Untuk membuat jajan pasar,
Jadinya diantar oleh anak saya kalau jualan," tutur Mbah Satinem. Tapi sekarang sudah gak kuat jalan jauh. Dulu kalau jualan juga masih jalan kaki dari Trihanggo ke sini. "Sekitar tahun 80-an saya pindah jualan di emper ruko ini.
Mbah Satinem pun kemudian berjualan di lokasinya saat ini. Mbah Satinem pun memutuskan untuk berjualan dengan cara menetap. Setelah berjualan jajan pasar dengan berkeliling,
Baru pulang keliling sore hari," kenang Mbah Satinem. Jualannya di sekitar Kota Yogyakarta saja. Lalu jalan kaki dengan dagangan saya gendong. Berangkat dari rumah jam 04.00 WIB. "Awalnya tahun 1963 itu saya jualannya keliling jalan kaki.
Mbah Satinem mengetahui resep membuat jajan pasar ini karena semasa kecilnya kerap membantu untuk membuat dan menjual jajan pasar bersama ibunya. Jajan pasar hasil olahan tangan Mbah Satinem ini dibuat menggunakan resep turun menurun dari ibunya. Sudah sejak tahun 1963 Mbah Satinem berjualan jajan pasar.
Rabu (6/4) lalu. Itu saja masih banyak pembeli yang kecele karena dagangan saya sudah habis," terang Mbah Satinem saat ditemui, Tapi kadang ya jam 08.00 WIB baru tutup. Biasanya habis sekitar pukul 07.30 WIB. "Tutup kalau dagangan sudah habis.
Dagangan Mbah Satinem ini tak perlu menunggu waktu lama langsung ludes dibeli. Begitu semua dagangan sudah disiapkan para pembeli pun dilayani satu persatu-satu. para pembelinya sudah mengantre. Sebelum Mbah Satinem membuka dagangannya, Mbah Satinem biasa membuka lapak dagangannya di pinggir jalan sekitar pukul 06.00 WIB.
Mukinem (45). Mbah Satinem biasanya berjualan dengan ditemani oleh putrinya, Perempuan berusia 75 tahun ini biasa berjualan di pertigaan Jalan Bumijo yang berbatasan langsung dengan Jalan Diponegoro. Salah seorang penjual jajan pasar di Yogyakarta yang terkenal adalah Mbah Satinem.
tiwul dan sejenisnya ini lazim dijajakan pada pagi hari. gatot, cenil, Pasalnya jajanan pasar seperti lupis, para wisatawan harus menyiapkan diri untuk bangun pagi. Untuk mengicipi jajan pasar ini, Salah satu kuliner khas Yogyakarta dan banyak dicari oleh wisatawan adalah jajan pasar. Yogyakarta dikenal banyak memiliki ragam kuliner. Sebagai daerah wisata,
Source: Merdeka.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.