(*) "Para siswa ini memiliki hak yang sama dengan siswa normal untuk mendapatkan ijazah sehingga wajib mengikuti UN.Tidak sedikit siswa berkebutuhan khusus ini yang setelah lulus dari SMA atau SMALB yang kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi," tandasnya.
Para siswa ini tidak hanya berasal dari Sekolah Luar Biasa (SLB) tetapi juga siswa dari siswa SMA Negeri yang berada di kelas inklusi.
C dan D (tuna daksa) di kota Bengawan yang mengikuti UN tingkat SMA. B (tuna rungu), Andam yang juga Ketua Sub Rayon SLB Kota Solo mengatakan ada 16 siswa SMALB dari kategori A,
Untuk kategori A mengerjakan soal UN dari pusat sedangkan kategori C sifatnya US (ujian sekolah)," ungkapnya. "Satu siswa untuk kategori A atau tuna netra dan dua siswa untuk kategori C atau tuna grahita.
Andam Zuriadi mengatakan ada tiga siswa di tempatnya yang mengikuti UN tahun 2017 ini. Kepala SMALB A YKAB Solo,
Dia menambahkan para pengawas UN untuk anak-anak berkebutuhan khusus harus sigap apabila siswa membutuhkan bantuan misalnya soal yang tidak terbaca. Namun,
Kalau di sekolah biasa kan mengawasi puluhan siswa dalam satu ruangan," ungkapnya. "Lebih santai mengawasi di SMALB karena yang dijaga satu.
Djalal mengatakan ini pengalaman keduanya menjaga UN anak-anak berkebutuhan khusus. Pengawas ujian di SMALB A YKAB Solo,
mungkin dipikir nanti," sambungnya. Kalau kuliah, Jadi harus perlu ijazah. "Rencana habis lulus mau kerja dulu di sekolah ini sambil berwirausaha seperti jual pulsa dan pijat.
akan tetapi dia bertekad untuk mendapatkan ijazah demi masa depannya. Meski mengalami keterbatasan,
sehingga dia membutuhkan bantuan pengawas untuk membacakan soal. akan tetapi ada beberapa soal yang tidak terbaca olehnya, Aan menambahkan meski mudah,
"Soalnya mudah karena sudah melaksanakan belajar di rumah dan beberapa kali mengikuti ujicoba UN di sekolah," ujarnya.
Senin (10/4/2017). dia mengerjakan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama UN, Aan mengatakan, Usai mengerjakan soal,
Aan mengerjakan kumpulan soal yang dituliskan menggunakan huruf braille. lantaran tidak bisa melihat, Bedanya,
Aan wajib menyelesaikan empat puluh soal dalam waktu dua jam. Seperti siswa normal lainnya,
siswa SMA kelas akhir di seluruh Indonesia melaksanakan UN serentak. Mulai Senin hingga Rabu (10-12/4/2017),
Aan merupakan siswa Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) A Yayasan Kesejahteraan Anak-anak buta (YKAB) Solo yang sedang mengikuti Ujian Nasional (UN).
Siswa yang akrab disapa Aan ini kemudian menuliskan sesuatu di selembar kertas menggunakan riglet atau alat khusus untuk menuliskan huruf braille.
pemuda Yulis Pangyoanarto (23) sibuk meraba tumpukan kertas soal di atas meja kayu yang berada dihadapannya. Di ruangan tersebut,
Solo - Seorang pemuda yang mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu duduk di kursi kayu di sebuah ruangan berukuran 12 meter persegi. TRIBUNNEWS.COM,
Suharno Laporan Wartawan Tribun Jateng,
Source: Tribunnews.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.