NGHWDF menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan penelitian sekaligus membantu melindungi spesies anjing purba ini agar tidak punah karena peluang hidup mereka masih cukup tinggi.
secara tak sengaja terlindungi oleh perusaha-perusahaan tambang yang berada di sekitar itu karena mereka diwajibkan untuk menjaga ekosistem di sekitar perusahaan. menurut mereka, Keberadaan HWD di Papua,
serta perkembangan ekologi pemukiman manusia yang dihasilkan dari studi evolusi anjing tersebut. perkembangan hubungan anjing dan manusia dalam evolusi dan migrasi, NGHWDF menyatakan studi terhadap anjing-anjing dataran tinggi --HWD dan anjing bernyanyi-- sangat penting untuk mengetahui evolusi mereka,
bukti terbaru menunjukkan mereka mungkin tidak bermigrasi bersama manusia. Namun, Mereka diyakini datang bersama manusia yang bermigrasi ke daerah tersebut. fosil yang ditemukan mengindikasikan bahwa HWD sudah hidup di tanah Papua sejak 6.000 tahun yang lalu. Mengutip Science Alert (27/3),
Canis hallstromi juga baru ditemukan kembali pada 2012 setelah menghilang selama 23 tahun. memiliki hubungan darah dengan dingo Australia (Canis dingo) dan anjing bernyanyi Papua Nugini (Canis hallstromi). ternyata, Hasil tes DNA menunjukkan bahwa HWD memang jenis anjing tertua yang ada saat ini dan,
serta mengonfirmasi melalui tes DNA bahwa setidaknya beberapa spesimen masih hidup di dataran tinggi Papua." mengumpulkan dokumentasi dan sampel biologi, mengamati, "Ekspedisi 2016 bisa menemukan,
tetapi juga menjadi kesempatan luar biasa bagi ilmu pengetahuan," tulis NGHWDF dalam laporannya.
"Penemuan dan konfirmasi keberadaan anjing liar dataran tinggi untuk pertama kalinya dalam setengah abad ini tidak hanya menarik,
Ekornya berbentuk seperti kail dan telinga bagian atas menyerupai segitiga yang berdiri tegak.
penampakan anjing-anjing tersebut tak jauh berbeda dengan yang biasa dipelihara manusia saat ini. Walau termasuk spesies purba,
termasuk anjing betina bersama anaknya yang berusia antara 3-5 bulan. baik jantan maupun betina, Mereka lalu memasang kamera di daerah tersebut dan berhasil memotret sedikitnya 15 anjing berbeda,
Papua. dalam kawasan Puncak Jaya, upaya mereka membuahkan hasil dengan ditemukannya jejak kaki anjing pada ketinggian antara 3.460-4,400 meter di atas permukaan laut, Pada September 2016,
Mereka kemudian bekerja sama dan mendapat bantuan tambahan dari PT Freeport Indonesia serta Southwest Pacific Research Foundation. Tim yang dipimpin ahli zoologi James K McIntyre itu lalu bertemu dengan para peneliti dari Universitas Papua (Unipa) yang tengah melakukan pencarian serupa.
memulai pencarian hewan tersebut pada 2016 di Propinsi Papua. yayasan yang mengkhususkan diri mencari dan meneliti anjing-anjing yang hidup di dataran tinggi Papua --yang masuk wilayah Indonesia maupun Papua Nugini--, NGHWDF, Oleh karena itu,
foto-foto tersebut tidak bisa dijadikan sebagai bukti ilmiah dari keberadaan hewan itu. Masalahnya, dua buah foto anjing tersebut sempat beredar pada 2005 dan 2012. Namun,
Setelah itu tak ada lagi yang bisa menemukan mereka sehingga HWD dianggap punah. Spesimen anjing itu kemudian pernah ditemukan juga pada 1956 dan 1976. ditemukan pertama kali pada 1897 oleh Charles Walter De Vis. menurut GMA News Online (28/3/2017), Highland Wild Dog (HWD) hidup,
Demikian dikabarkan situs New Guinea Highland Wild Dog Foundation (NGHWDF). para peneliti berhasil menemukan spesies anjing purba yang ternyata masih berkeliaran di dataran tinggi Papua. Untuk pertama kalinya setelah lebih dari setengah abad,
Source: Beritagar.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.