Para arkeolog tetap meyakini bahwa Gajah Mada dan Majapahit jelas bercorak Hindu-Buddha.
dukuh kebuddhaan," katanya. "Di situ jelas tertulis kasogatan,
Teks yang sebenarnya bercerita tentang Hayam Wuruk yang melakukan perjalanan dan beristirahat di tempat Gajah Mada itu memberi tanda tentang kepercayaan Majapahit dan mahapatihnya.
(Sidomulyo 2007: 42)
ia melakukan pujabhakti di petirtaan suci di Capahan Trasungay,
berjalan melalui Di situlah sang raja menempati pesanggrahan yang terhias dengan indah,
teratur dengan sangat baik.
Gajah Mada, berupa Anugerah sri Baginda kepada patihnya, keelokannya terkenal,
Tersebut dukuh kebuddhaan bernama Madakaripura,
teks itu berbunyi: Jika diartikan,
andondok mahawan rikang trasungay andyus i capahan atirthasewana“ (Nag.19:2)
yekanung dinunung nareswara pasanggrahanira pinened rinûpaka
simanugraha bhûpati sang apatih gajamada racananyan ûttama,
wwanten dharmma kasogatan prakasite madakaripura kastaweng langö,
Begini bunyi teks tersebut:
tanah perdikan yang diberikan Hayam Wuruk untuk Gajah Mada," katanya. "Di Negarakertagama terdapat cerita tentang Madakaripura,
arkeolog Agus Aris Munandar menunjukkan teks yang dengan jelas menunjukkan bahwa Gajah Mada bukan Islam. Kamis (22/6/2017), Dalam diskusi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
KOMPAS.com - Gajah Mada dan Majapahit Islam menurut para arkeolog hanya klaim tanpa data dan bukti.
Source: Kompas.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.