Djaduk mengunggah foto ayahnya yang sedang bermain film mengimami WS Rendra yang sedang salat di akun Facebook-nya.SHINTA MAHARANI Pada Lebaran kali ini, Bagong terinspirasi dari pesantren itu saat mendirikan Padepokan Bagong. Menurut Djaduk,
Bagong melihat pesantren Pabelan Magelang sebagai pesantren yang bagus menerapkan toleransi. Syuting film religi yang disutradarai Chaerul Umar itu berlangsung tahun 1977. Bagong yang merupakan umat Kristiani tak canggung berperan sebagai imam saat salat bersama WS Rendra.
Jawa Tengah. Magelang, seorang guru mengaji di pesantren Pabelan, Film ini menceritakan pemuda bernama Saiful Bachri (WS Rendra), Bagong Kussudiardjo pernah berperan sebagai imam salat dalam film berjudul Al Kautsar. Ia mengatakan ayahandanya,
"Penontonnya terperangah karena pemerannya seorang muslim yang menjiwai karakter Yesus," kata Djaduk. sendratari itu dipentaskan ketika ada tur di Eropa di katedral. Tahun 1980-an, pemeran Yesus waktu itu adalah seorang muslim. Yang menarik,
pusat tari Bagong Kussudiarja mementaskan sendratari kelahiran Yesus. Pada tahun itu, telah menerapkan praktek toleransi sejak tahun 1968. bersebelahan dengan RT 06, Padepokan seni Bagong Kussudiarja yang berada di RT 05,
Umat Muslim ada yang menjadi petugas parkir di sekitar gereja di dusun itu. umat Muslim pun membantu mereka. ketika umat Kristiani merayakan Natal, Sebaliknya, umat Kristiani membantu menyiapkan tradisi syawalan umat Muslim. Ketika Idul Fitri tiba, Selama ini mereka hidup rukun dan tidak pernah ada konflik berlatar agama. harmoni antar umar beragama di Dusun Kembaran sudah berlangsung lama. Menurut dia,
"Indah sekali persaudaraan kami," kata Djaduk. Umat Islam memberikan sambutan ketika syawalan berlangsung. Umat Kristiani mengucapkan selamat Lebaran. Mereka saling bersilaturahmi. umat Islam dan Kristiani berkumpul di lapangan voli. setelah umat muslim selesai menunaikan salat Idul Fitri, Pagi hari, Anak-anak muda dan bocah-bocah mengikuti malam takbiran. 25 Juni 2017. Riuh persiapan syawalan terjadi sebelum salat Idul Fitri pada Minggu,
27 Juni 2017. Selasa, saling membantu menyiapkan syawalan," kata dia, Umat Kristiani dan umat Islam bahu-membahu, "Kami ingin mempertegas tentang Kebhinekaan Indonesia. yang menggambarkan kerukunan. Intoleransi yang mencuat akhir-akhir ini mendorong penduduk mengekpresikan kegundahan mereka dengan kegiatan-kegiatan,
Ia mengatakan tradisi syawalan sudah berlangsung lama di lingkungan tempat tinggalnya. Djaduk yang beragama Katolik tak canggung berbaur dengan umat Islam saat syawalan berlangsung. ikut dalam acara tersebut. Kasihan, Tamantirto, Kembaran, seniman kondang Yogyakarta yang juga warga RT 6, Djaduk Ferianto,
Mereka juga menghidangkan makanan dan minuman. seperti meja dan kursi. Umat Kristiani menyiapkan peralatan untuk acara, Penduduk menjadikan lapangan voli dusun itu sebagai tempat syawalan. menjadi panitia persiapan syawalan di desa itu. Bantul, Kasihan, Tamantirto, Kembaran, Umat Kristiani RT 06,
Jakarta - Indonesia yang tercerai beraikarena sentimen agama pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta membuat sebagian orang prihatin dan berinisiatif menggelar sejumlah kegiatan yang menggambarkan kerukunan. TEMPO.CO,
Source: Tempo.co
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.