akhirnya urung," ujarnya. Berhubung di dekat lokasi banyak sekolah serupa, Sebetulnya ingin mendirikan madrasah tsanawiyah. ramaikan masjid dan majukan sekolah. Pesannya, "Usaha itu hanya menjalankan dua wasiat mertua yang meninggal pada tahun 2008.
Rumah ibadah itu dibangun dua lantai dengan mengadopsi arsitektur modern. Akhirnya dibangun Masjid Al–Huda yang letaknya bersebelahan antara sekolah MI dan kediaman pribadi Haji Mustakim. bapak tiga anak itu ganti menggerakkan warga Dusun Kedunen agar mau meramaikan masjid. Sukses memajukan lembaga pendidikan,
penggagas sekolah gratis (Ardian-detikcom)
Foto: Kompol Mustaqim,
Alhamdulillah saya tidak kekurangan," tambahnya. Mungkin ini hikmah dari ikhlas ini. "Buktinya uang segitu cukup buat memenuhi kebutuhan keluarga.
Langkah itu dia ikuti dengan jalan bersedia tidak menerima gaji dari pihak sekolah karena telah menerima jatah uang sertifikasi Rp 1,5 per bulan. Guru pengajar kelas IV MI Al-Huda mengaku terinspirasi dengan pembina sekolahnya yang mau berjuang membesarkan lembaga pendidikan atas dasar ikhlas. Salah satunya adalah Ida Hustina (37). Pola pikir Kompol Mustakim itu menular pada sejumlah guru yang mengajar di MI Al – Huda.
" tambahnya. Alhamdulillah sampai saat ini para pengajar setia untuk mengabdikan diri di sekolah ini, mereka ternyata ada beberapa yang rela tak dibayar. Meski dibayar seadanya, "Pesan saya ke pengajar disini ya ikhlas.
Ini hikmah dari mengabdikan diri untuk agama dan pendidikan sesama," ungkapnya. Puji syukur hasilnya sangat memuaskan. Begitupun dengan kebun cabe yang kini saya geluti. Padahal petani di sana banyak yang merugi. Coba tanam bawang di Situbondo ternyata berhasil. milik saya justru untung berlipat. Tanam semangka yang lain bangkrut, nasib saya baik. "Alhamdulillah,
perbulan dia harus mengkucurkan dana kurang lebih Rp 7,5 juta. MA plus pengajar TPQ maupun muadzin Masjid Al – Huda, Untuk menggaji guru MI,
semangka sampai bawang. Urusan gaji guru dan renovasi gedung tetap diambilkan dari pendapatan pribadinya yang didapat dari berkebun cabe, Kompol Mustakim tak mau menggantungkan pembiayanya melalui para donatur. dirinya masih mengeluarkan anggaran pribadinya. selain dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah, Menurut Kompol Mustaqim,
Lantas bagaimana Kompol Mustaqim membiayai dua sekolah itu? Sekolah milik Kompol Mustaqim ini tentunya membutuhkan biaya operasional. Kecamatan Blimbingsari terus menjadi tempat mengenyam pendidikan masyarakat sekitar. Desa Bomo, Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda dan Madrasah Aliyah Al-Huda di Dusun Kedunen, Hingga saat ini dua sekolah yakni,
Kompol Mustaqim Biayai Sendiri Dua Sekolahnya.
penggagas sekolah gratis (Ardian-detikcom)
Foto: Kompol Mustaqim,
uang ujian maupun uang gedung," tegasnya. Tidak ada pungutan SPP, Semuanya bisa menikmati pendidikan dengan gratis. "Murid MI ada 160 orang dan MA 61 siswa.
kini jumlahnya menjadi 221 siswa. Jika dulu muridnya sulit menembus angka 100, Pendirian MA ini karena kebutuhan pendidikan setingkat SMA di wilayah Desa Bomo memang masih terbatas. Lokasinya di belakang MI Al – Huda. yakni Madrasah Aliyah Al – Huda. Tahun 2012 akhirnya didirikan sekolah baru, lembaga pendidikan itu telah berkembang. Kini,
Uang hasil penjualan kelapa digunakan untuk menutupi kekurangannya," kisahnya. Beras itu kurang untuk membayar gaji para guru. para wali murid bayar pakai beras. "Zaman mertua,
Polisi yang memiliki keahlian di bidang intelijen itu harus merogoh koceknya Rp 7 juta demi mewujudkan kemampuan para siswa binaannya. tapi 4 buku sekaligus. Tiap murid tidak hanya satu buku, Buku pelajaran yang tak mampu dibeli para siswa disubsidi menggunakan uang pribadi. Guru yang tidak bisa diajak maju terpaksa dievaluasi. Ruangan kelas yang rusak diperbaiki. Perubahan mulai dia jalankan.
Dua diantaranya rusak parah sehingga dua ruang lainnya dipaksakan untuk belajar siswa dari jenjang kelas yang berbeda," tambahnya. "Waktu itu sekolah MI hanya memiliki 6 ruangan.
Rata-rata siswa dari enam jenjang kelas yang tersedia hanya berjumlah 8-10 orang. MI yang dulu berawal dari pendidikan diniyah atau TPQ hanya memiliki 50 murid. Saat dikendalikan orang tuanya,
Polres Situbondo. Kala itu Mustakim masih berpangkat inspektur polisi dua (Ipda) dengan jabatan selaku Kapolsek Arjasa, diserahkan sepenuhnya sejak tahun 1998. orang tua Kompol Mustaqim ini, Lembaga pendidikan yang didirikan H Nur Syamsi,
Kamis (19/1/2017). di salah satu ruang kelas MI Al Huda, saat berbincang dengan detikcom, Dan lembaga ini sejak pertama sudah membebaskan biaya untuk siswanya," ujar Kompol Mustaqim, "Amanah dari orang tua saya dibantu keluarga yang lain untuk meneruskan lembaga pendidikan ini.
untuk meneruskan lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 1954 itu. Kompol Mustaqim mendapatkan amanah dari orang tuanya, seorang perwira menengah di Polres Banyuwangi. milik dari Kompol Mustaqim, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Huda, Dua lembaga pendidikan ini,
tak pernah memungut uang pendidikan sekolah bagi siswa-siswinya yang belajar disana. yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Huda dan Madrasah Aliyah Al-Huda ini, Namun di komplek yang ditempati dua lembaga sekolah, Banyuwangi. Kecamatan Blimbingsari, Desa Bomo, Tak ada yang istimewa di komplek sekolah Al-Huda di Dusun Kedunen,
Source: detikcom
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.