Hasil kerja wartawan lah yang membantu saya bisa membayangkan apa yang dirasakan mba Pon sebagai istri dari Widji," tukas Marissa Anita. Termasuk mba Pon dan anaknya. Jadi saya bisa melihat kehidupan Wiji Thukul dari berbagai dimensi. Laporannya sangat komprehensif. "Itu gila banget.
Kan 2013 kalau nggak salah ada majalah mengeluarkan edisi Wiji Thukul full," tukas Marissa. Kalau pendalaman karakter saya melakukan riset. Jadi tantangan lebih ke aksen. Mau keluar moleh yaudah. "Pokoknya saya konsen sama perfomance dan rasanya.
Riset dengan data-data yang dihimpun oleh beberapa media juga dilahapnya. Sederet eksplorasi juga dilakukan oleh Marissa demi mendapatkan rasa sebagai istri seorang aktivis yang sampai saat ini hilang entah kemana.
Yaudah saya nggak peduli," ujarnya. Nanti feel-nya ga dapat. kamu nggak usah terlalu mikirin aksennya. Dia bilang, Gak apa-apa kata Anggi. Yang keluar saat itu moleh. kalau Jawa Timur moleh. "Kalau orang Jawa Tengah kan mulih,
sang sutradara Yosep Anggi Noen memberikan masukan yang sangat berarti kepadanya. Namun, Adanya ketidaksamaan logat tersebut membuatnya takut tak bisa menjadi seorang Sipon dengan maksimal.
Senin (16/1). Jakarta Selatan, Kuningan, Ya itu jadi challenge buat saya bahkan dalam scene itu ketika terbawa emosi logat saya sudah nggak terkontrol," kata Marissa Anita di Epicentrum Walk, Mba Pon Jawa Tengah. Saya kan lahiran Surabaya jadi Jawa Timur. "Bahasa Jawa.
Beberapa kesulitan pun dihadapi oleh wanita yang juga presenter tersebut. istri sang aktivis yang pandai mengungkapkan ketidakadilan melalui bait-bait syair. Marissa Anita dalam film ini berperan sebagai Sipon,
film ini akan mengetengahkan kisah perjuangan Wiji Thukul. dan juga Melanie Subono, Marissa Anita, Dibintangi oleh Gunawan Maryanto, Jakarta Film tentang seorang aktivis Wiji Thukul berjudul Istirahatlah Kata-Kata akan bisa dinikmati masyarakat pecinta film pada 19 Januari 2017 nanti. Bintang.com,
Source: Bintang.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.