Baru-baru ini kita mendengar kabar bahwa Suriah kembali diserang dengan menggunakan senjata kimia. Tentu hal ini cukup mengagetkan karena dampak yang ditimbulkan dari senjata kimia ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Berkaca dari serangan Suriah dengan menggunakan senjata kimia, yuk mari kita bahas lebih lanjut mengenai senjata kimia.
Penggunaan senjata kimia dilarang hukum internasional
Konflik Suriah menjadi konflik tak berkesudahan yang sampai sekarang masih menjadi konsentrasi internasional. Tapi, bagaimana pun bentuk perangnya, namun sesungguhnya penggunaan senjata kimia itu dilarang dalam hukum internasional dan merupakan kejahatan perang.
Donald Trump sangat mengutuk tindakan ledakan senjata kimia
Walaupun Donald Trump dikenal sebagai orang yang kurang mengenal kasihan, namun sesungguhnya presiden Amerika Serikat tersebut sangat mengutuk tindakan ledakan senjata kimia yang dilancarkan di Suriah. Jelas lah, udah diluncurin di pagi hari saat orang-orang masih terlelap, menghilangkan banyak nyawa dengan efek samping yang berbahaya pula.
Ledakan senjata kimia di Suriah kali ini merupakan serangan kimia paling mematikan dalam perang Suriah
Ledakan senjata kimia yang menewaskan banyak warga Suriah ini pasalnya menjadi ledakan senjaat kimia yang paling mematikan dalam perang Suriah.
Ledakan senjata kimia sangat berbahaya untuk anak-anak
Anak-anak jadi pihak yang paling terancam dalam ledakan senjata kimia ini karena ketahanan tubuhnya yang sangat lemah. Makanya, nggak heran kalau ledakan dalam konflik Suriah terakhir banyak memakan banyak nyawa anak-anak.
Dimulai dari sesak, muntah dan berbusa pingsan,
Dampak awal dari serangan senjata kimia adalah sesak nafas yang sangat menyiksa. Setelah sesak nafas, banyak ada yang langsung muntah karena merasa tercecik, mengeluarkan busa dan juga pingsan. Bahkan, bisa langsung meregang nyawa.
Serangan kimia Sarin bening, tidak berbau dan tidak mengandung rasa tidak berwarna,
Salah satu bahan kimia berbahaya yang mematikan adalah Sarin, yang diprediski merupakan bahan yang digunakan untuk menyerang dalam konflik Suriah kemarin. Pasalnya, Sarin ini nggak berwarna alias bening, nggak berbau dan juga nggak mengandung rasa. Jadi, nggak akan ada yang tau kalau lagi diserang dengan senjata kimia mematikan tersebut. Tau-tau ada banyak orang tergeletak, sesak nafas dan juga mengeluarkan busa. Bisa dibilang, Sarin adalah racun mematikan yang tidak terdeteksi.
Serangan kimia menyebar melalui kulit juga
Serangan kimia bukan hanya menyebar lewat pernafasan dan udara, tapi juga melalui kulit. Itu dia penyebabnya serangan kimia lebih cepat bereaksi dan menyebar di dalam organ tubuh dan memberikan efek yang lebih berbahaya.
Korban serangan kimia Sarin yang nggak tewas akan mengidap efek yang berbahaya
Menjadi korban serangan kimia Sarin pasalnya sangat berbahaya. Saat korban tersebut bisa diselamatkan, namun ada efek samping yang bisa ditimbulkan yaitu menyebabkan kebutaan, luka bakar dan juga cacat.
namun organ tubuh Salah satu senjata kimia Sarin nggak memberikan efek luar,
Bukan hanya serangannya aja yang datang diam-diam tanpa bisa terdeteksi. Tapi, senjata kimia Sarin ini nggak memberikan dampak yang terlihat dari luar tubuh karena langsung menyerang syaraf yang langsung menyerang organ dalam tubuh lainnya. Ini dia sebabnya orang yang terkena diserang dengan senjata kimia Sarin ini lebih cepat tidak sadar.
Source: SHOPBACK
Artikel Terkait
™ Polisi Sebut Petugas Juga Ditampar Saat Putra Jeremy Thomas DitangkapKepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/5/2017).
™ Markas 93 WNA Melakukan Penipuan Online Polisi Selidiki Rumah Elit di Graha Famili, Salah satu rumah di Graha Famili Blok N1 yang ditempati para WNA yang ditangkap Mabes Polri. SURYA/FATKUL ALAMY(fat) Se
™ Bebek Kembar Siam dari Kanada Perkenalkan Nova dan Scotia, Nova dan Scotia saat ini sudah tidak lagi berdempetan karena sudah dipisahkan oleh Amber Brannen. Saya bahkan berhasil
™ Muda Mudi yang Konsumsi Ekstasi dan Tabrak Mobil Polisi Ditetapkan TersangkaIlustrasi ekstasi. Editor: Indra Akuntono Penulis: Akhdi Martin Pratama Keduanya sempat mengonsumsi enam butir ekstas
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.