Umat Hindu Tengger di Kabupaten Pasuruan menggelar upacara Mecaru. Upacara dilakukan sebelum umat melaksanakan tapa brata Nyepi esok hari, Selasa (28/3).
Upacara Mecaru ditandai dengan mengarak ogoh-ogoh dari desa-desa ke kecamatan. Ogoh-ogoh dari sejumlah desa tersebut kemudian dikumpulkan di tanah lapang.
Salah satu desa yang menggelar upacara Mecaru adalah Desa Balaidono, Kecamatan Tosari. Desa ini membuat ogoh-ogoh berbentuk sosok buruk rupa berkepala botak.
Upacara Mecaru dipimpin tokoh adat. Sang tokoh adat memimpin doa sebelum ogoh-ogoh diarak ke kecamatan.
Ogoh-ogoh dari desa ini akan dikumpulkan dengan ogoh-ogoh dari desa lain di kawasan Tengger Pasuruan kemudian dibakar sebagai tanda umat mengusir atau mengalahkan kekuatan jahat.
"Ini merupakan upacara Mecaru. Untuk menetralisir sang betarakala, jangan sampai menganggu manusia. Karena ini mau barangkat Nyepi," kata tokoh adat Desa Balaidono, Supri, Senin (27/3/2017).
Menurut Supri, esok hari, umat Hindu melakukan penyepian tapabrata. Saat Nyepi, umat Hindu melakukan empat pantangan yakni amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja dan beraktivitas), amati lelanguan (tak menghibur diri atau menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan (tidak bebergian).
"Harapan kami pada Nyepi kali ini, umat semakin sejahtera dan terhindar dari halangan dan rintangan," pungkasnya.
Proses mengarak ogoh-ogoh ke dari desa ke kecamatan diikuti ratusan warga. Ogoh-ogoh diarak dan diiringi musik dari alat tradisional.
Source: detikcom
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.