Ketika menduduki tahta Kerajaan Britania Raya pada 20 Juni 1837, usia Alexandrina Victoria, baru 18 tahun. Tak hanya Britania Raya, ratu yang lahir pada 24 Mei 1819 ini juga menjadi Maharani India sejak 1 Mei 1876.
Masa-masa kekuasaan Victoria adalah zaman keemasan Kerajaan Britania Raya. Di tangan Victoria, kerajaan menjadi negara paling adidaya dengan daerah koloni yang tersebar di Asia dan Afrika.
Sebagai Ratu Inggris, yang mengusai banyak koloni, Ratu Victoria termasuk orang terpenting dan berkuasa di abad XIX. Di masa hidup dan pemerintahannya, revolusi Industri mencapai puncaknya. Masa pemerintahannya adalah masa-masa berkembangnya teknologi dan jaringan kereta api mulai banyak dibangun. Dunia mulai banyak berubah dengan cepat.
Victoria mangkat pada 22 Januari 1901. Kekuasaan berlangsung selama 63 tahun 216 hari. Naik sebagai penggantinya adalah putranya sendiri, Edward VII. Putranya sudah berumur 60 tahun ketika naik tahta pada 1901. Pada 6 Mei 1910, Edward VII pun mangkat. Ia hanya berkuasa kurang dari 10 tahun.
Edward VII lantas digantikan putranya, George V, yang bertahta sejak 6 Mei 1910 hingga 20 Januari 1936. George V mangkat, putra tertuanya Edward VIII sempat berkuasa sejak 20 Januari hingga 11 Desember 1936 saja. Setelahnya, adiknya, yang dikenal gagap, George VI, naik tahta. Dari 11 Desember 1936 hingga 6 Februari 1952. Kisah kegagapan George VIpernah difilmkan dalam The King's Speech (2010).
Setelah George VI mangkat, barulah Inggris memiliki lagi Ratu dan bertahta cukup lama pula. Elizabeth II, putri George VI, naik tahta pada 6 Januari 1952. Ketika naik tahta usianya hampir 26 tahun. Elizabeth bahkan melampaui rekor canggahnya, Victoria. Elizabeth sudah berkuasa lebih dari 65 tahun. Putra tertua Elizabeth, Pangeran Charles, kini telah berusia 68 tahun.
Selain George V, George VI, Edward VII, Edward VIII dan Elizabeth, masih ada keturunan Ratu Victoria yang jadi raja atau ratu. Ada Kaisar Wilhelm II di Jerman (15 Juni 1888 sampai 9 November 1918) dan ratu-ratu yang merupakan istri dari raja yang berkuasa seperti Tsarina Alexandra Feodorovna di Rusia. Itulah yang menyebabkan Victoria kadang disebut sebagai “Nenek Para Raja Eropa”.
Sezaman dengan Elizabeth, di Eropa ada Ratu Margreth II. Sejak bertahta di Denmark pada 14 januari 1972, ia sudah 45 tahun berkuasa. Margreth II punya putra berusia 48 tahun, Fredrik yang menjadi putra mahkotanya. Di Swedia ada Raja Carl XVI Gustaf yang bertahta sejak 15 September 1973. Sudah 43 tahun. Putri Mahkotanya yang bernama Victoria kini berusia 38 tahun.
Di Asia ada Bhumibol Adulyadej dari Siam (Thailand), yang baru mangkat pada 13 Oktober 2016. Bhumibol yang naik tahta menggantikan abangnya Ananda Mahidol, pada 9 Juni 1946, telah bertahta selama 70 tahun 283 hari. Bhumibol yang bergelar Rama IX, digantikan oleh putranya Maha Vajiralongkorn yang kini telah berusia 68 tahun.
Jika di Inggris sebelum Elizabeth ada Victoria, maka jauh sebelum Bhumibol ada Chulalongkorn atau Rama V. Chulalongkorn bertahta sejak 1 Oktober 1868 hingga 23 Oktober 1910. Sekitar 42 tahun. Ia bertahta sezaman dengan Ratu Victoria.
Di salah satu negeri jiran Indonesia, Brunei Darussalam juga punya sultan yang cukup lama berkuasa, dan juga masih berkuasa hingga sekarang. Jenderal Sultan Haji Sir Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, telah berkuasa sejak 4 Oktober 1967, sudah lebih dari 49 tahun bertahta di Kesultanan kaya minyak ini. Putra mahkota Brunei, Al-Muhtadee Billah Bolkiah, saat ini berusia 43 tahun.
Raja lain yang berkuasa di kawasan Asia, selain Bhumibol dan Hasanal Bolkiah, tentu saja Kaisar Hirohito. Ia bertahta sejak 25 Desember 1926 hingga 7 Januari 1989, sekitar 62 tahun. Pada masanya Jepang terseret dalam Perang Pasifik akibat kaum kanan fasis berkuasa. Setelah mangkat pada 7 Januari 1989, sang putra, Akihito, naik tahta ketika sudah berusia 55 tahun.
Dari kisah keluarga raja-raja dunia di atas, pengganti dari raja atau ratu yang sangat lama berkuasa, cenderung singkat masa kekuasaannya. Bagi pengganti yang usianya tak muda lagi, tentu kenikmatan dalam bertahta bisa terganggu penyakit sebab ia sudah berusia lanjut. Jika pengganti raja mulai bertahta pada 55 tahun, sementara angka harapan hidup hanya sekitar 65 tahunan, masa kekuasaannya terancam singkat. Tak semua orang bisa mencapai angka 90 tahun. Jika pun panjang umur, bertahta di usia tua rentan terhadap gangguan penyakit.
Tentu saja, tak semua raja atau ratu seperti Ratu Victoria atau Bhumibol Adulyadej yang bertahta hingga hari kematian mereka. Ada beberapa penguasa yang memilih berhenti sebelum mati.
Di Negeri Belanda ada Ratu Wilhelmina. Dia bertahta sejak 23 November 1890, ketika usianya baru 10 tahun, hingga 4 September 1948.
Ketika turun tahta usianya mencapai 67 tahun. Ia turun setelah 57 tahun berkuasa. Dari Wilhelmina, tahta turun ke putrinya, Ratu Yuliana—yang bertahta sejak 4 September 1948 – 30 April 1980. Sekitar 32 tahun. Dari Yuliana, yang turun sebelum mangkat, tahta Belanda turun ke Beatrix—bertahta dari 30 April 1980 hingga 30 April 2013. Sekitar 33 tahun. Beatrix yang belum mangkat, menyerahkan tahtanya kepada Willem-Alexander. Ketika Willem-Alexander bertahta, Yuliana sang nenek masih hidup, begitu juga ibunya.
Selain karena turun atas kemauan sendiri atau tutup usia, ada raja yang harus turun karena tekanan politik. Di Italia, Raja Victor Emannuel III, yang berkuasa dari 29 Juli 1900 hingga 9 Mei 1946, Setelah itu Italia menjadi Republik.
harus turun tahta atas keterlibatannya dalam Perang Dunia II bersama Benito Musolini.
Source: tirto.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.