Sabtu (8/7/2017) malam. Jember, Wijatmiko (30) tertidur pulas ketika Surya menyambanginya di Ruang Mawar RSD dr Soebandi,
"Diberi infus dan suntikan penghilang nyeri dan suntikan untuk pelindungan mukosa lambung dan usus," terangnya. tindakan yang diberlakukan untuk Hendro adalah, Sampai saat ini,
Hasil diagnosa rontgen nantinya dipakai untuk menentukan tindakan lebih lanjut. hasil foto rontgen ini masih belum muncul. Evy mengatakan,
pihaknya menambahkan cairan dari mulut untuk melihat jalan makanan dan mengamati ada tidaknya luka di mukosa sal makanan. Dalam rontgen ulang itu,
Petugas medis RSD dr Soebandi pun melakukan rontgen ulang kepada Hendro.
Ia juga diberi beberapa jenis obat untuk mengatasi masalah pencernaan.
yakni melakukan penyuntikan untuk mengurangi rasa nyeri di perut. Tindakan awal yang dilakukan pihak RSD Soebandi kepada Hendro,
Hendro mengakui mulai menelan paku payung sejak 4 tahun yang lalu. kata Evy, Kepada petugas medis,
muncul. Adanya paku payung dan benda tajam lain dalam usus tersebut diketahui setelah hasil rontgen polos RS yang merujuknya,
Menjawab dengan bagus," terangnya. Bisa ditanya. Bisa diajak ngobrol. Kooperatif juga. Tensinya bagus. "Kesadarannya bagus.
Tapi tetap merasakan nyeri di perut. Ia bisa berjalan. Hendro masuk ke RSD dr Soebandi dengan kondisi fisik sehat.
Sementara paku payung dalam perut Hendro sudah berada di bawah lambung.
tindakan itu hanya melihat benda-benda asing sampai pada lambung.
Soalnya, sudah tidak bermanfaat jika dilakukan. seperti endoskopi, Sementara tindakan medis lain,
"Kecuali pecah (usus) atau infeksi (organ dalam perut lain)," terangnya.
belum bisa ditentukan. Evy menjawab, Saat ditanya tentang kemungkinan tindakan operasi bagi Hendro,
kemungkinan usus pecah tidak akan terjadi. Andai jumlah logam tajam itu masih jarang, logam tajam di dalam usus Hendro beberapa sudah saling bertumpukan. kata Evy, Masalahnya,
pergerakan pada usus memungkinkan adanya pergeseran yang menimbulkan luka. Karena ada benda tajam di dalamnya, usus harus bergerak. Secara medis,
bisa segera dilakukan tindakan dan bisa mencegah pecahnya usus dan infeksinya rongga perut dan organ-organ dalam perut," terangnya. Apabila ada peningkatan mendadak, "Diamati dan diukur lingkar perutnya supaya bisa diketahui apabila ada peningkatan lebar pinggang pasien.
hal yang menjadi perhatian pihak rumah sakit saat ini adalah potensi usus pecah. Menurut Evy, RSD dr Soebandi pertama kali menangani kasus seperti ini.
"Dan perawat takut untuk memberi izin," terangnya.
peliputan saat hari libur biasanya sulit dilakukan karena tidak ada staf humas yang mendampingi. Kepala Humas RSD dr Soebandi, Menurut dr Jusina Evy Tyaswati SpKJ,
obrolan itu pun berakhir. Atas alasan tersebut,
"Harus ada surat pengantarnya kalau mau wawancara," kata sang perawat kepada bibi Hendro.
Sang perawat menanyakan Surya yang datang malam itu. Ia mengaku dipanggil oleh perawat yang bertugas.
bibi Hendro yang sebelumnya pergi ke tempat lain kembali. Tak lama setelah perbincangan Siti dengan Surya,
tindakan medis operasi buat sang anak baru akan dilakukan Senin (10/7/2017) besok. Dari informasi yang didapat Siti,
keluarga Hendro pun tak berpikir bahwa logam-logam di perut itu akibat dari ulah kegiatan-kegiatan klenik. Melihat fakta itu,
begitu keterangan yang ibu yang telaten mendampingi anak kedua dari dua bersaudara itu. Setidaknya,
kondisi Hendro mulai mendingan. hingga kini, dirujuk ke rumah sakit lain, Setelah dibawa ke rumah sakit,
Ia bahkan tak pernah kepikiran bahwa rasa sakit pada perut Hendro diakibatkan logam-logam dalam usus dan membuat sang anak harus menginap berhari-hari di rumah sakit. Siti pun senang mendengar respons tersebut.
kepada Siti suatu ketika. "Kok enak rasanya (dipijit)," kata Hendro,
Hendro pun mengaku rasa nyerinya berkurang. Merasakan pijit yang teratur,
Keluarga memanggilkan untuknya tukang pijit. ia sempat diobati secara sederhana. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
Hendro mulai mengeluhkan rasa nyeri di perutnya sekitar empat hari.
menunjukan wajah lelah namun tetap tersenyum. Hendro langsung dirujuk ke sini," tambahnya, "Saya kaget,
sebelum dirujuk ke RSD dr Soebandi. Situbondo, Siti kaget bukan kepalang ketika dokter menjelaskan hasil diagnosa rontgen di RSUD Abdoer Rahem, Itu sebabnya,
itu tak lepas dari Hendro yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
Barangkali, kebiasaan mengonsumsi paku payung itu tak terendus oleh keluarga. Entah kapan dan bagaimana caranya,
Situbondo. Kecamatan Panarukan, Hendro selama ini tinggal bersama keluarganya di Desa Kilensari,
menelan benda-benda tak wajar untuk dimakan itu. jika tidak dibilang sering, selama ini mereka juga tak tahu bahwa Hendro pernah, Toh,
Sang ibu dan anggota keluarga lain pun tak pernah mengira bahwa nyeri tersebut akibat bersarangnya logam-logam dalam usus.
empat hari Hendro merasakan rasa nyeri yang luar biasa di bagian perut. Setidaknya,
menceritakan awal mula keluhan nyeri perut Hendro sebelum dibawa ke rumah sakit. katanya," terang Siti, perutnya kembung, "Empat hari dia tidak mau makan,
Beberapa bilik lain tampak di penuhi oleh keluarga pasien. Bilik tempat Hendro berbaring terbilang sepi dibanding yang lain.
ada beberapa pasien lain yang juga ditemani keluarganya. Di Ruang Mawar,
Kelambu lain menjadi sekat sebagai penghalang dari luar.
Kelambu biru menjadi satu-satunya penghalang antara tempat tidur kecil itu dengan tempat tidur pasien lain.
dan sang bibi juga tengah bersiap tidur di lantai samping bawah ranjang Hendro. Siti Khatijah, Sang ibu,
Hendro tak tampak mengeluhkan perutnya yang sering nyeri akibat bersarangnya paku payung dan logam lain dalam usus. Dalam kondisi seperti itu, Jarum infus tertancap di tangannya.
Wijatmiko (30) tertidur pulas ketika Surya menyambanginya di Ruang Mawar RSD dr Soebandi, Jember, Sabtu (8/7/2017) malam.
Source: Tribunnews.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.